Cerita awal dari Tari Beskalan Putri ini bermula, pada saat Miskayah
atau yang sebelumnya bernama Sukanti ini masih berusia belasan tahun, ia
sudah bekerja menjadi tandak pada Andong atau yang disebut juga dengan
penari jalanan. Pada suatu ketika, Sukanti tidak dapat menjalankan
pekerjaannya sebagai penari karena sakit yang tidak diketahui sebabnya.
Dalam keadaan sakit tersebut, Sukanti bermimpi bertemu dengan seorang
putri dari kerajaan Mataram yang bernama Proboretno yang sedang mencari
kekasihnya bernama Baswara. Baswara merupakan seorang pemuda yang
berasal dari Cirebon.
Pencarian itu sudah dilakukan sebelum Proboretno meninggal. Dalam
mimpinya, Proboretno berpesan kepada Sukanti, yaitu : “Sukanti, marilah
ikut aku, kamu akan sembuh dari sakitmu dan akan aku ajarkan menari.
Tetapi kamu harus membantu aku mencari pemuda yang bernama Baswara”.
Seketika itu pula Sukanti terbangun dan langsung menari dan Sukanti
meminta tariannya diiringi dengan kendangan. Dan setelah Sukanto
terbangun dan menarikan tarian tersebut, seketika itu pula Sukanti yang
awalnya sakit tanpa diketahui sebabnya sembuh. Biasanya orang desa
memiliki kebiasaan yang sangat taat untuk memenuhi nazar. Dan dengan
kejadian ini, akhirnya mereka memenuhi nazarnya dengan cara mengganti
nama Sukanti menjadi Miskayah.
Pada semasa hidupnya, Miskayah adalah seorang penari Andong yang
cukup terkenal. Miskaya juga menceritakan bahwa tarian yang dilakukan
ketika Ia terserang sakit yang tidak diketahui sebabnya itu adalah Tari
Beskalan Putri. Tari Beskalan Putri ini merupakan tarian yang menjadi
awal atau sumber perkembangan tari Tayub dan juga tari Remo Putri di
Malang.
Tari Beskalan Putri ini memiliki keistimewaan yaitu tarian ini tetap
digunakan oleh masyarakat sebagai tarian pembuka pada sebuah acara. Hal
ini sudah terjadi sejak Tari Beskalan Putri ini pertama kali muncul dan
masih dilakukan hingga sekarang. Pada zaman dulu, tarian ini digunakan
untuk mengawali sebuah ritual khusus. Ritual tersebut sebagai bentuk
penghormatan roh leluhur yaitu Dewi Sri.
Dewi Sri dipercaya sebagai Dewi Kesuburan ketika akan menanam padi.
Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, Tari Beskalan Putri tidak lagi
digunakan sebagai tarian ritual kepada leluhur melainkan digunakan
sebagai tarian pembuka pada acara pernikahan atau penyambutan tamu-tamu.
Tari Beskalan Putri ini merupakan sebuah tarian yang menggambarkan
adanya seorang putri yang sedang berhias untuk mempercantik dirinya
(Irawan 2012:1).
Kesenian Tari Beskalan Putri pada awal perkembangannya difungsikan
sebagai Tarian Ritual Ritus Tanah, ritual tersebut dilakukan ketika
terdapat salah satu masyarakat yang baru membuka lahan baru / bangunan
baru, Pengharapan ritus tanah ini dimaksudkan sebagai bentuk
penghormatan kepada manifestasi tanah yang telah memberikan rejeki
melimpah.
Terdapat beberapa tahap yang musti dilewati sebelum Tari Beskalan
Putri di pertunjukan, seperti mengawali penggalian tanah yang selalu
diadakan upacara penanaman tumbal yang biasanya berupa kepala kerbau
sebagai kurban. Pada saat itu diselenggarakan juga pertunjukkan Tayub
yang diawali dengan mempertunjukkan Tari Beskalan Putri. Beskalan
dianggap sebagai simbol yang memiliki makna yang sama dengan Cok Bakal
(sesajen) yang artinya simbol dari segala kehidupan.
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi Tari Beskalan Putri ini
sudah tidak digunakan sebagai tarian ritual. Melainkan digunakan sebagai
tarian untuk menyambut tamu atau acara-acara kebudayaan.
BAGUS SEKALI JAWABAN NYA SAYA MENJADI SANGAT BER TERIMA KASIH 😊😊😊👍👍👍
BalasHapusTERIMA KASIH ATAS JAWABAN NYA 😁😁😁👍👍👍😊😊😊
Hapus